Sementara itu, hanya sedikit orang yang mengetahui,
bahwa sebenarnya 71 tahun sebelumnya, yakni pada tahun 1421 M, Laksamana
ChengHo telah memimpin sebuah armada besar dengan panjang armada
mencapai 160 Meter. Armada besar ini dipimpin langsung oleh Laksamana
Chengho dan dibantu oleh 3 panglima lainnya, yaitu : Hong Bao, Zhou Man
dan Zhou Wen. Selama 28 tahun (1405 – 1433 M) ChengHo telah melakukan
pelayaran muhibah ke berbagai penjuru dunia dengan memimpin kurang
lebih 208 kapal berukuran besar, menengah, dan kecil yang disertai
dengan kurang lebih 27.800 awak kapal.
Perjalanan
Columbus tidak lepas dari misi Raja Ferdinand dan Ratu Isabela untuk
ekspansi menguasai dunia. Salah satu hasil dari misi ini adalah
penaklukan Granada, sebuah kerajaan Islam di wilayah Andalusia pada
tahun 1492 M. Sementara misi pelayaran yang dilaksanakan oleh Laksamana
Cheng Ho bukan untuk melaksanakan ekspansi, melainkan melaksanakan
misi perdagangan, diplomatik, perdamaian, dan persahabatan. Misi ini
jelas sangat berbeda dengan misi pengembaraan yang dilakukan oleh
pelaut Barat seperti Cristopherus Colombus dan juga pelaut lainnya
seperti Vasco da Gamma, atau pun Magelhaes.
Armada ChengHo ini telah berlayar mengelilingi dunia
dan menjelajah Samudra Hindia, Afrika, Amerika Selatan, Antartika,
Amerika Utara serta Australia. Chengho meninggalkan daratan Cina ketika
atas perintah kaisar yang berkuasa saat itu, yaitu Kaisar Zhu dari
dinasti Ming. Namun ketika Chengho kembali ke negerinya, ternyata
pemerintahan telah berganti menjadi Kaisar Zhu Gaozi dan Zhu Zhanji. Dua
kaisar ini ternyata berbeda prinsip dengan Kaisar Zhu yang ingin
membuka akses dunia bagi Cina, Zhu Gaozi dan Zhu Zhanji malah kembali
menutup akses dunia bagi Cina, bahkan semua dokumentasi perjalanan
bersejarah yang telah dilakukan oleh Laksamana ChengHo dimusnahkannya.
Bukti-bukti
kuat tentang perjalanan Laksamana ChengHo ini mulai dibuka ke publik
pada tahun bulan Januari 2006. Adalah Gavin Menzies yang mencoba
mengemukakan teorinya bahwa penemu awal dari benua Amerika sesungguhnya
adalah Laksamana ChengHo dan bukannya Christopher Columbus. Untuk
memaparkan teorinya ini Menzes menuliskannya dalam sebuah buku berjudul “1421: the Year China Discovered America”. Buku
ini sebenarnya telah diterbitkan pertama kali pada tahun 2002, bahkan
telah menjadi best seller, namun baru menjadi heboh setelah setelah
pemerintah Cina sendiri ikut mempublikasikannya buku tersebut.
Apa
yang dikemukakan Menzies tentu membuat kehebohan lantaran masyarakat
dunia selama ini mengetahui bahwa Columbus-lah si penemu benua Amerika
pada sekitar abad ke-15. Pernyataan Menzies ini dikuatkan dengan
sejumlah bukti sejarah. Walaupun dokumentasi perjalanan ChengHo telah
banyak yang dimusnahkan, tapi ternyata beberapa masih ada yang
tercecer, termasuk salah satu peta perjalanan armada ChengHo. Adalah
sebuah peta buatan masa sebelum Columbus memulai ekspedisinya lengkap
dengan gambar benua Amerika serta sebuah peta astronomi milik ChengHo
yang disodorkannya sebagai barang bukti itu. Menzies menjadi sangat
yakin setelah meneliti akurasi benda-benda bersejarah itu.
Peta Ekpedisi ChengHo, jauh sebelum Columbus berlayar
Siapakah
sesungguhnya Laksamana Chengho ? Nama yang satu ini ternyata tidak
terlalu asing bagi sejarah Indonesia, walaupun tidak terlalu banyak
buku sejarah yang menulis tentangnya. Dalam sejarah Indonesia, nama
Laksamana ini dikenal pula dengan nama lain, yaitu : Laksamana Sam Po
Kong, Zheng He, Sam Po Toa Lang, Sam Po Thay Jien, Sam Po Thay Kam,
dan lain-lain.
Laksamana ChengHo
Laksamana
Chengho ini berasal dari bangsa Hui, salah satu bangsa minoritas
Tionghoa. Laksamana Cheng Ho adalah sosok bahariawan muslim Tionghoa
yang tangguh dan berjasa besar terhadap pembauran, penyebaran, serta
perkembangan Islam di Nusantara. Cheng Ho (1371 – 1435) adalah pria
muslim keturunan Tionghoa, berasal dari propinsi Yunnan di Asia Barat
Daya. Ia lahir dari keluarga muslim taat dan telah menjalankan ibadah
haji yang dikenal dengan haji Ma.
Konon, pada usia sekitar 10 tahun Cheng Ho ditangkap oleh tentara Ming di Yunnan. Pangeran dari Yen, Chung Ti, tertarik melihat Cheng Ho kecil yang pintar, tampan, dan taat beribadah. Kemudian ia dijadikan anak asuh. Cheng Ho tumbuh menjadi pemuda pemberani dan brilian. Di kemudian hari ia memegang posisi penting sebagai Admiral Utama dalam angkatan perang.
Pada saat kaisar Cheung Tsu berkuasa, Cheng Ho diangkat menjadi admiral utama armada laut untuk memimpin ekspedisi pertama ke laut selatan pada tahun 1406. Sebagai admiral, Cheng Ho telah tujuh kali melakukan ekspedisi ke Asia Barat Daya dan Asia Tenggara.
Sebagai bahariawan besar sepanjang sejarah pelayaran dunia, kurang lebih selama 28 tahun telah tercipta 24 peta navigasi yang berisi peta mengenai geografi lautan. Selain itu, Cheng Ho sebagai muslim Tiong Hoa, berperan penting dalam menyebarkan agama Islam di Nusantara dan kawasan Asia Tenggara.
Sumber tulisan :
Diolah dari berbagai sumber diantaranya Majalah Percikan Iman No. 9 Tahun II September 2001, Wikipedia, Lintas Berita.
Silsilah lengkap Laksamana Cheng Ho:
Cheng Ho (Zheng He, Ma He, Ma Sanbao atau Haji Mahmud Shams 1371–1433) bin
Mi-Li-Jin (Ma Ha Zhi ) bin
Mi-Di-Na (Haji) bin
Bai-Yan bin
Na-Su-La-Ding bin
Sau-Dian-Chi (Sayid Syamsuddin atau Sayid Ajall) bin
Ma-Ha-Mu-Ke-Ma-Nai-Ding bin
Ka-Ma-Ding-Yu-Su-Pu bin
Su-Sha-Lu-Gu-Chong-Yue bin
Sai-Yan-Su-Lai-Chong-Na bin
Sou-Fei-Er (Sayid Syafi'i) bin
An-Du-Er-Yi bin
Zhe-Ma-Nai-Ding bin
Cha-Fa-Er bin
Wu-Ma-Er bin
Wu-Ma-Nai-Ding bin
Gu-Bu-Ding bin
Ha-San bin
Yi-Si-Ma-Xin bin
Mu-Ba-Er-Sha bin
Lu-Er-Ding bin
Ya-Xin bin
Mu-Lu-Ye-Mi bin
She-Li-Ma bin
Li-Sha-Shi bin
E-Ha-Mo-De bin
Ye-Ha-Ya bin
E-Le-Ho-Sai-Ni bin
Xie-Xin bin
Yi-Si-Ma-Ai-Le bin
Yi-Bu-Lai-Xi-Mo (Ali Zainal Abidin) bin
Hou Sai-Ni (Sayidina Hussain) bin
Sayyidatina Fatimah binti
Rasulullah SAW.
*kutipan dari buku "Ahlul Bait Rasulullah SAW & Kesultanan Melayu"
Dari silsilah ini diketahui bahwa Laksamana Cheng Ho memang seorang muslim keturunan Rasulullah SAW.
Moyang Laksamana Cheng Ho adalah Sayid Syamsuddin, putera Sultan Bukhara yang dikalahkan Ghenghiz Khan. Sayid Syamsuddin jadi tawanan di Peking (Beijing). Karena akhlaknya yang mulia, beliau bukan saja dibebaskan, tapi malah diangkat jadi Penolong Menteri di Yunnan.
-Rizal-
note: rujuk buku Prof. Kong Yuan Zhi, "Muslim Tiong Hua Cheng Ho: Misteri Perjalanan Muhibbah di Nusantara".
SUMBER:http://hikmah-fendyblog.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar